Jumat, 31 Juli 2015

PENDIAM BUKAN BERARTI BODOH

Ketika semua berubah menjadi individualis, manusia yang tak mampu untuk memulai pembicaraan, sangatlah merugikan untuk orang tersebut sendiri. Karena mengapa? karena orang tersebut hanya akan berpikir dan berkomunikasi dengan hatinya sendiri bahkan kemungkingan kecil problema yang dihadapinya tidak akan tercurahkan melalui mulutny. Setiap hari, setiap waktu, saat ia berada dalam kesendirian ia se,,,benarnya memikirkan kepeduliannya terhadap manusia di sekelilingnya. Ia berfikir bagaimana kebersamaan, solidaritas, dan kebersamaan dapat terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Namun saat keadaan saling bertemu dengan orang lain dalam suatu pembahasan, ia hanya mengikuti alur dan menerima hasil mufakat dalam pembahasan tersebut dengan mulut yang sangat terkunci karena ia tak mampu mengeluarkan kata-kata dari dalam mulutnya. Semua itu bukan karena ia bodoh atau tidak pintar, namun semua itu karena tidak kepercayaan dirinya atas kapasitas yang ia miliki. Sebenarnya ia mampu untuk memikirkan semua yang ada dalam pembahasan itu, namun karena kependiamnya ia tak mampu terlibat dalam hal yang penting dalam moment yang penuh dengan kebersamaan.
Pendiam bukan berarti BODOH Ketika semua berubah menjadi individualis, manusia yang tak mampu untuk memulai pembicaraan, sangatlah merugikan untuk orang tersebut sendiri. Karena mengapa? karena orang tersebut hanya akan berpikir dan berkomunikasi dengan hatinya sendiri bahkan kemungkingan kecil problema yang dihadapinya tidak akan tercurahkan melalui mulutny. Setiap hari, setiap waktu, saat ia berada dalam kesendirian ia se,,,benarnya memikirkan kepeduliannya terhadap manusia di sekelilingnya. Ia berfikir bagaimana kebersamaan, solidaritas, dan kebersamaan dapat terjalin dalam kehidupan sehari-hari. Namun saat keadaan saling bertemu dengan orang lain dalam suatu pembahasan, ia hanya mengikuti alur dan menerima hasil mufakat dalam pembahasan tersebut dengan mulut yang sangat terkunci karena ia tak mampu mengeluarkan kata-kata dari dalam mulutnya. Semua itu bukan karena ia bodoh atau tidak pintar, namun semua itu karena tidak kepercayaan dirinya atas kapasitas yang ia miliki. Sebenarnya ia mampu untuk memikirkan semua yang ada dalam pembahasan itu, namun karena kependiamnya ia tak mampu terlibat dalam hal yang penting dalam moment yang penuh dengan kebersamaan.